6 Januari 2013
Pagi yang indah tidak dapat kunikmati karena mentari pagi mendahuluiku. Sedangkan aku baru bangun sekitar pukul 10.00 WIB itu pun dengan malasnya. Tapi semuanya tidak seperti hari kemarin dimana suasana hatiku sangat tidak menentu. Hari ini semua telah aku terima dan apa pun yang akan terjadi esok hari ku serahkan saja pada tuhan karena dia yang maha mengetahui segalanya.
Suasana hati yang sedang baik ini membuat aku jadi sedikit bergairah buktinya saja aku membantu mamaku mempersiapkan makan siang. Hari ini bu akan memasak gulai buncis dan wortel serta telur. Sangat lezat pastinya apa lagi masakan seorang mama yang penuh dedikasi dan cinta kepada keluarganya. Sementara itu aku membersihkan kacang kedelai yang akan direbus dan menjadi makanan tambahan pengganti susu sapi.
Tidak hanya itu saja, hari ini aku juga membantu mama mengupas ubi yang nantinya akan dibuat menjadi kolak ubi mandi susu cokelat. Sebenarnya tidak ada susu atau pun coklat dalam masakannya namun karena warnanya yang mirip susu cokelat yang berasal dari warna santan dan gula aren makanya kusebut kolak ubi mandi susu cokelat. Rasanya enak manis dan benar-benar nikmat. Pasti kalian ingin mencobanya bukan? Mudah saja tinggal berbelanja ke pasar untuk membeli bahan-bahanya dan langsung dimasak. Bahan-bahanya mudah dan murah kok.
Oh ya ngomong-ngomong masalah belanja aku jadi teringat masa kecilku dulu aku juga sering berbelanja ke pasar. Aku sering di suruh mama berbelanja walau kadang semua yang aku beli benar dan kadang juga salah. Kalau salah aku sering dimarahi mama namun ternyata ada hikmahnya sampai sekarang. Aku jadi bisa selektif dalam membeli segala sesuatu. Aku akan berpikir seratus kali dalam membeli barang mulai dari kualitas, harga sampai manfaatnya. Kalau tidak benar-benar aku perlukan maka aku tidak akan membeli suatu barang walau harganya sedang murah.
Tidak hanya urusan berbelanja saja, dulu sebenarnya aku juga pintar memasak walau sekarang sudak tidak lagi. Masa masih sekolah SMA aku sudah belajar meracik bumbu-bumbu untuk makanan yang sering di masak mamaku. Aku selalu memperhatikan mama kalau sedang memasak. Aku ingin saat selesai dari SMA aku dapat melanjutkan studiku di universitas di ibu kota provinsi. Kuliah di luar kota yang jauh dari orang tua dan menjadi anak kost tentunya aku harus pintar dalam memasak agar tidak hanya makan mie instan setiap harinya. Bagaimana mau pintar jika makanya selalu mie instan yang ada malah jadi penyakit.
Tapi semua tidak pernah sesuai keinginan. Tuhan menentukan jalan hidupku tidak demikian jadinya. Dari SD sampai kuliah SI aku tetap saja tidak pernah keluar dari kotaku. Jadinya semua yang kupelajari tentang meracik bumbu dan memasak tidak pernah aku praktikan sehingga terlupakan semuanya seiring berjalan waktu. Apa lagi sekarang setelah jadi karyawan jangankan untuk memasak aku bahkan sangat jarang ke pasar. Tapi paling tidak sampai sekarang aku masih ingat kok cara memasak air. Hahaha...
Tapi semua tidak pernah sesuai keinginan. Tuhan menentukan jalan hidupku tidak demikian jadinya. Dari SD sampai kuliah SI aku tetap saja tidak pernah keluar dari kotaku. Jadinya semua yang kupelajari tentang meracik bumbu dan memasak tidak pernah aku praktikan sehingga terlupakan semuanya seiring berjalan waktu. Apa lagi sekarang setelah jadi karyawan jangankan untuk memasak aku bahkan sangat jarang ke pasar. Tapi paling tidak sampai sekarang aku masih ingat kok cara memasak air. Hahaha...
***
Malam hari aku tetap bersantai dengan keluargaku. Kami berkumpul menonton tv sambil makan es krim bersama-sama. Suasana berkumpul yang damai dan tanpa ada pertengkaran yang seperti ini sangat menyenangkan. Memang keadaan rumahku yang termasuk keluarga "broken home" sangat susah menebak keadaan yang terjadi setiap waktunya. Kadang kala akur dan tenang seperti ini kadang bisa sangat gaduh dalam ppertengkaran yang membuatku tidak betah di rumah.
Keadaan rumah yang semacam ini membuatku sering keluar rumah dan bahkan menginap di tempat kawan atau di tempat Ai. Aku jadi teringat dengan kawan-kawanku satu organisasi dulu. Biasanya kalau malas tidur di rumah aku sering menginap di tempat kawanku dan mengajak kawan-kawan lainnya juga untuk ikut menginap. Jadinya bukan menginap sih tapi lebih ke acara kumpul-kumpul sambil bergadang ngobrol panjang lebar. Mulai masalah gosip, kehidupan pribadi sampai masalah politik kadang jadi topik bahasan.
Namun semuanya tentunya dengan ciri khas banyolan masing-masing yang mengocok perut hingga tertawa ngakak. Aku jadi rindu suasana seperti itu. Namun sayang kini kawan-kawanku sudah berpencar dengan alasan kesibukan masing-masing bahkan ada yang sampai ke kota lain yang jauh untuk bekerja. Semoga mereka tidak pernah melupakan aku dan pengalaman yang kami lalui bersama. Ikatan persahabatan akan melekat selamanya seperti sebuah kalimat favorit ku "always be friends forever".
Malam ini jujur entah mengapa aku mengharap Ai datang ke rumahku secara diam-diam dan memberiku sebuah kejutan manis. Namun aku seketika itu juga tidak ingin hal itu terjadi. Lebih baik kalau dia tidak datang jadi aku akan lebih berkonsentrasi dengan rencanaku dalam menata kembali sifat dan watakku tanpa ada pengaruh darinya. Karena aku yakin kehadirannya dapat mempengaruhiku secara emosional.
Sudahlah, aku tidak ingin memikirkannya lebih jauh. Cukup sampai di sini saja ceritaku hari ini. Sudah saatnya beristirahat agar esok dapat bangun lebih cepat untuk bekerja di tempat baru walau aku tidak menyukainya. Namun tidak pantas rasanya menunjukkan ketidakdisiplinan di hari pertama bekerja di tempat baru. Aku akan bertahan untuk tetap menjadi diriku sendiri dan tak perlu yang aku buat-buat mengikuti orang lain. Semoga esok akan lebih baik dan semuanya dapat berjalan lancar. Selamat malam sampai jumpa esok hari bila tuhan masih memberikan kita umur dan kesempatan.
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar