Label

Rabu, 15 Februari 2012

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KEYNES


I.                   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berkat jasa tokoh-tokoh neo-klasik yang melumpuhkan serangan Marx terhadap sistem kapitalis, maka perekonomian pada awal abad ke-20 berjalan sesuai dengan paham laissez faire-laissez passer (kebebasan ekonomi dan pasar tanpa campur tangan pemerintah) seperti keinginan kaum klasik dan neo-klasik. J.B.Say mengatakan bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaannya sendiri sehingga tiap perusahaan berlomba memproduksi barang dalam jumlah besar-besaran yang menjadikan tak terkontrolnya jumlah produksi. Hal ini menyebabkan krisis ekonomi yang maha dasyat dalam waktu lama (depresi).
Teori klasik dan neo-klasik tak mampu menjelaskan fenomena dan peristiwa yang terjadi, apalagi memberikan penyelesaian untuk persoalan tersebut. Dalam situasi tak menentu inilah lahir seorang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu J.M Keynes.
John Maynard Keynes (1883-1946) mula-mula memperoleh pendidikan di Elton. Ia banyak memenangkan hadiah dibidang matematika, bahasa Inggris dan seni klasik. Keynes melanjutkan pendidikan ke King’s Colage dengan bidang utama matematika. Ia juga memperdalam falsafah dari gurunya Alfred Whitehead dan pelajaran ekonomi dibawah bimbingan Alfred Marshall dan A.C. Pigou.
Sesudah menamatkan kuliahnya, Keynes pernah menjadi editor sebuah jurnal ilmiah “Economic Journal”. Ia juga pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan Inggris. Dalam usia muda ia ikut dalam tim delegasi Inggris untuk perdamaian Versailles tahun 1919. Sebelum usia 30 tahun ia diangkat sebagai dosen di Cambridge University. Pengaruh Keynes sangat besar dalam perjanjian Bretton Woods (perjanjian di kota Bretton tentang pembentukan IMF, ILO dan World Bank) tahun 1946 dan juga dalam pembentukan badan moneter internasional IMF. Atas jasa-jasanya yang sangat besar Keynes diangkat sebagai “baron” (gelar bangsawan tertingi masyarakat Eropa).
II.                PEMBAHASAN
A.    Karya-Karya Keynes
Keynes, tahun 1913 menulis: Indian Currency and Finance, yang memperlihatkan ketertarikannya pada masalah moneter. Tulisan berikutnya tahun 1919 adalah: The Economic Consequences of the Peace. Pada tahun 1922 ia menulis: A Revision of the Treaty. Kedua buku tersebut berdasarkan pengalamannya dalam delegasi perdamaain Versailles (perdamaain untuk mengakhiri Perang Dunia I).
Dalam buku The Economic Consequences of the Peace Keynes mengkritik cara yang digunakan pihak pemenang PD I (Amerika, Inggris dan Prancis) untuk menekan negara yang kalah (Jerman) dengan mensyaratkan pembayaran hutang perang yang berat. Keynes meramalkan bahwa tindakan tersebut akan menciptakan kemarahan dan dendam dari negara Jerman. Ramalan itu terbukti dengan diprakarsainya PD II oleh Jerman sebagai wujud balas dendam.
Tahun berikutnya ia menulis: A Tract on Monetary Reform, yang berisi keprihatinannya terhadap perubahan daya beli uang. Tulisannya yang lain adalah A Treatise of Money (Risalah Uang) yang terbit tahun 1930. Buku ini terbit dalam dua volume, volume pertama menyajikan  tantang arti dan peran uang dalam perekonoian murni sedangkan volume kedua membahas penerapannya dalam perekonomian.
Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan bukunya yang paling terkenal: The General Theory of Employment, Interest, and Money. Dalam bukunya itu diungkapkan bahwa penghasilan dan peluang/lowongan kerja itu ditentukan oleh jumlah pengeluaran swasta dan negara. Pendapat ini dinilai para ahli ekonomi dunia sebagai suatu penyimpangan dan tradisi Neo-Klasik dan akhirnya menciptakan mazhab baru, mazhab ekonomi modern yang biasa dikenal dengan sebutan mazbab Keynes.
Selain buku-bukunya itu, Keynes juga menerbitklan buku hasil pemikirannya berjudul: How to Pay for the War. Dalam bukunya itu Keynes mengutarakan suatu cara untuk menghindari terjadinya inflasi pada zaman perang yakni dengan jalan tabungan paksa atau tabungan penangguhan.
Ini semua membuat Keynes menjadi terkenal sebagai salah satu tokoh ekonomi dunia. Sampai saat ini, teori - teori sampai buku - bukunya masih dipakai sebagai referensi oleh seluruh masyarakat dunia yang ingin mengetehui perkembangan ekonomi dari mulai zaman dahulu sampai sekarang karena hal ini sangat penting bagi kita yang ingin mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan ekonomi.

B.     Kritik Keynes Terhadap Teori Klasik
 Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada mekanisme pasar akan selalu mencapai keseimbangan, sehingga kegiatan produksi akan otomatis menciptakan daya beli terhadap produk yang dihasilkan. Daya beli itu diperoleh atas balas jasa untuk faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa atas faktor produksi lainnya. Pendapatan yang diperoleh akan seluruhnya dibelanjakan.
Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Walaupun terjadi hanya bersifat sementara karena akan ada tangan tak kentara yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Semua tenaga kerja terserap secara penuh (fully employed). Kalau ada yang tidak bekerja, mereka akan menerima pekerjaan walau dengan gaji kecil dari pada mereka menganggur dan tidak memperoleh pendapatan. Hal ini mendorong perusahaan mempekerjakan mereka lebih banyak.
Teori J.B Say yang menekankan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri dikritik oleh Keynes sebagai sesuatu yang keliru.  Dalam kenyataan biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran dan tidak semua pendapatan masyarakat itu dibelanjakan tapi juga ditabung. Hal ini berarti jumlah konsusmsi lebih kecil dari pendapatan dimana tidak semua produksi diserap masyarakat. Terbukti pada tahun 1929-1930 saat terjadi kelebihan  produksi dalam jumlah besar sedangkan daya beli masyarakat terbatas. Hal ini menyebabkan banyak perusaan terpaksa mengurangi produksi dan melakukan rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran dalam jumlah besar dan penurunan pendapatan masyarakat secara drastis. Puncaknya kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an dimana hampir diseluruh negara-negara industri mengalami depresi secara besar-besaran.
Hal ini menyebabkan orang curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik. Menurut Keynes, teori Say hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Namun untuk perekonomian masyarakat maju yang telah mengenal tabungan maka sebagian pendapatan akan ditabung yang berarti arus pengeluaran tidak sama dengan pendapatan.
Pendapat Keynes tersebut dibantah oleh kaum klasik dengan dalih bahwa tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga keuangan dan akan disalurkan pada investor sehingga tabungan akan selalu sama dengan investasi. Dengan demikian investasi akan menyebabkan keseimbangan kembali terwujud.
Keynes membantah pandangan klasik tersebut karena motif orang menabung tidak sama dengan motif orang berinvestasi. Pengusaha berinvestasi dengan motif memperoleh keuntungan sedangkan rumah tangga menabung dengan motif beragam salah satunya untuk berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan. Perbedaan motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama itu hanya kebetulan bukannya keharusan.
Keynes juga mengkritik pandangan kaum klasik yang mengatakan full employment akan selalu tercapai. Dalam kenyataannya pasar tenaga kerja tidak selamanya tercapai full employment. Dimanapun para pekerja mempunyai serikat kerja yang selalu memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Yang berarti tidak semua buruh akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan perusahaan.
Bila tingkat upah diturunkan maka pendaptan masyarakat akan turun sehingga daya beli dan konsumsi terhadap produk yang dihasilkan berkurang. Akhirnya akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka produktifitas tenaga kerja juga menurun. Hal ini akan menyababkan perusahaan melakukan raionalisasi untuk menghemat biaya produksi dengan memberhentikan sebagian karyawan. Maka pengangguran tingkat akan semakin besar (tidak terjadi full employment).

C.    Peran Pemerintah Dalam Perekonomian
Dari hasil pengamatan tentang depresi ekonomi maka Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan. Misalnya kalau terjadi pengangguran maka pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya sehingga sebagian pengangguran mendapat pekerjaan yang akhirnya akan menambah pendapatan masyarakat. Dan jika harga-harg naik dengan cepat, maka pemerintah dapat menarik jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi sehingga inflasi tinggi tidak akan terjadi.
Dari berbagai kebijaksanaan yang diambil, Keynes lebih mengandalkan kebijakan fiskal karena pemerintah dapat mempengaruhi jalannya perekonomian dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Terutama dalam kondisi dimana sumber-sumber daya belum diserap secara penuh, kebijaksanaan ini sangat ampuh untuk meninggkatkan output dan memberantas pengangguran.
Keynes menganggap campur tangan pemerintah merupakan keharusan terutama disaat perekonomian berjalan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Dengan kata lain pemerintah bertanggung jawab sebagai pengendali jalannya perekonomian sehingga dapat berjalan sesuai dengan keinginan.
Pokok-pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi-studi empiric. Dengan demikian terjadi perubahan/penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.









III.             PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1.   Keynes memiliki karya-karya yang cukup banyak dan yang paling dikenal adalah buku The General Theory of Employment, Interest, and Money.
2.   Keynes tidak setuju dengan pandangan klasik yang menyatakan penawaran akan selalu menciptakan permintaannya sendiri karena permintaan selalu lebih kecil daripada penawaran.
3.   Keynes merupakan bapak ilmu ekonomi makro yang mencetuskan perlunya peranan pemerintah dalam perekonomian.


B.     SARAN- SARAN
Agar lebih mengerti tentang teori Keynesian maka perlu dipelajari lebih dalam pendekatan teori ini dengan penggunaan rumus matematis dan grafis dimana Keynes mengutarakan permasalahan pasar uang dan pasar tenaga kerja tersebut. Hal ini bertujuan untuk membandingkan pandangan Keynes dengan pandangan klasik dan neo-klasik sebelumnya.













DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2003. Perkembangan Permikiran Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
http://tugas-cilukba.blogspot.com/2010/04/biografi-john-maynard-keynes.html
http://yayukdaryanti16.blogspot.com/2010/03/biografi-keynes-dan-karyanya.html
http://www.maynardkeynes.org/john-maynard-keynes-treatise-general-theory.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar