Hari itu 16 Agustus
Jumat kenangan dalam ingatan kotaku
Tua dan muda tercekam, terbelenggu
Kelakuan, perasaan bercampur tak menentu
Letupan-letupan yang memuntahkan bundaran pejal begitu
brutal
Mewarnai senja kelabu
Hari itu 17 Agustus
Sabtu suram dibenak memori
Dari pagi buta hingga petang gulita
Bom riuh memanggil bersahut-sahutan
Ketakutan menghinggapi lagi
Dan kotaku menangis kembali
Hari itu 18 Agustus
Minggu tak tenang dalam sejarah kotaku
Seluruh rencana, terbengkalai sia-sia
Ketakutan sejenak usai, kekalutan reda
Tapi….
Kotaku gaduh lagi, keadaan rusuh kembali
Letupan, dentuman teriakan tangisan membahana membiru sejadi
jadinya
Hingga angin pun seperti berhenti berhembus waktu diam tak
bergerak
Langit merona memerah semerah darah yang tertumpah ruah
dengan iringan bangunan yang musnah terbakar …….
Hari-hari itu…
Kotaku menangis pilu
Saat suara-suara raksasa saling beradu
Hari-hari itu
Kotaku diam membisu
Walau ingin berbuat tapi tak mampu
Hari-hari itu
Kenangan kotaku yang kini tersenyum haru pada hari jadinya
Matanya berkaca-kaca seperti berkata
Hari ini aku berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar