I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berkat jasa tokoh-tokoh neo-klasik yang melumpuhkan
serangan Marx terhadap sistem kapitalis, maka perekonomian pada awal abad ke-20
berjalan sesuai dengan paham laissez
faire-laissez passer (kebebasan ekonomi dan pasar tanpa campur tangan
pemerintah) seperti keinginan kaum klasik dan neo-klasik. J.B.Say mengatakan
bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaannya sendiri sehingga tiap
perusahaan berlomba memproduksi barang dalam jumlah besar-besaran yang
menjadikan tak terkontrolnya jumlah produksi. Hal ini menyebabkan krisis
ekonomi yang maha dasyat dalam waktu lama (depresi).
Teori klasik dan neo-klasik tak mampu menjelaskan
fenomena dan peristiwa yang terjadi, apalagi memberikan penyelesaian untuk
persoalan tersebut. Dalam situasi tak menentu inilah lahir seorang tokoh
ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu J.M Keynes.
John Maynard Keynes (1883-1946) mula-mula memperoleh
pendidikan di Elton. Ia banyak memenangkan hadiah dibidang matematika, bahasa
Inggris dan seni klasik. Keynes melanjutkan pendidikan ke King’s Colage dengan
bidang utama matematika. Ia juga memperdalam falsafah dari gurunya Alfred
Whitehead dan pelajaran ekonomi dibawah bimbingan Alfred Marshall dan A.C.
Pigou.
Sesudah menamatkan kuliahnya, Keynes pernah menjadi
editor sebuah jurnal ilmiah “Economic Journal”. Ia juga pernah bekerja sebagai
pegawai pemerintahan Inggris. Dalam usia muda ia ikut dalam tim delegasi
Inggris untuk perdamaian Versailles tahun 1919. Sebelum usia 30 tahun ia
diangkat sebagai dosen di Cambridge University. Pengaruh Keynes sangat besar
dalam perjanjian Bretton Woods (perjanjian di kota Bretton tentang pembentukan
IMF, ILO dan World Bank) tahun 1946 dan juga dalam pembentukan badan moneter
internasional IMF. Atas jasa-jasanya yang sangat besar Keynes diangkat sebagai
“baron” (gelar bangsawan tertingi masyarakat Eropa).
II.
PEMBAHASAN
A.
Karya-Karya Keynes
Keynes, tahun
1913 menulis: Indian Currency and Finance,
yang memperlihatkan ketertarikannya pada masalah moneter. Tulisan berikutnya
tahun 1919 adalah: The Economic
Consequences of the Peace. Pada tahun 1922 ia menulis: A Revision of the Treaty. Kedua buku tersebut berdasarkan
pengalamannya dalam delegasi perdamaain Versailles (perdamaain untuk mengakhiri
Perang Dunia I).
Dalam buku The Economic Consequences of the Peace
Keynes mengkritik cara yang digunakan pihak pemenang PD I (Amerika, Inggris dan
Prancis) untuk menekan negara yang kalah (Jerman) dengan mensyaratkan
pembayaran hutang perang yang berat. Keynes meramalkan bahwa tindakan tersebut
akan menciptakan kemarahan dan dendam dari negara Jerman. Ramalan itu terbukti
dengan diprakarsainya PD II oleh Jerman sebagai wujud balas dendam.
Tahun berikutnya
ia menulis: A Tract on Monetary Reform, yang
berisi keprihatinannya terhadap perubahan daya beli uang. Tulisannya yang lain
adalah A Treatise of Money (Risalah
Uang) yang terbit tahun 1930. Buku ini terbit dalam dua volume, volume pertama
menyajikan tantang arti dan peran uang
dalam perekonoian murni sedangkan volume kedua membahas penerapannya dalam
perekonomian.
Pada tahun 1936,
Keynes menerbitkan bukunya yang paling terkenal: The General Theory of Employment, Interest, and Money. Dalam
bukunya itu diungkapkan bahwa penghasilan dan peluang/lowongan kerja itu
ditentukan oleh jumlah pengeluaran swasta dan negara. Pendapat ini dinilai para
ahli ekonomi dunia sebagai suatu penyimpangan dan tradisi Neo-Klasik dan
akhirnya menciptakan mazhab baru, mazhab ekonomi modern yang biasa dikenal
dengan sebutan mazbab Keynes.
Selain buku-bukunya
itu, Keynes juga menerbitklan buku hasil pemikirannya berjudul: How to Pay for the War. Dalam bukunya
itu Keynes mengutarakan suatu cara untuk menghindari terjadinya inflasi pada
zaman perang yakni dengan jalan tabungan paksa atau tabungan penangguhan.
Ini semua
membuat Keynes menjadi terkenal sebagai salah satu tokoh ekonomi dunia. Sampai
saat ini, teori - teori sampai buku - bukunya masih dipakai sebagai referensi
oleh seluruh masyarakat dunia yang ingin mengetehui perkembangan ekonomi dari
mulai zaman dahulu sampai sekarang karena hal ini sangat penting bagi kita yang
ingin mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan ekonomi.
B.
Kritik Keynes Terhadap
Teori Klasik
Kaum klasik percaya
bahwa perekonomian yang dilandaskan pada mekanisme pasar akan selalu mencapai
keseimbangan, sehingga kegiatan produksi akan otomatis menciptakan daya beli
terhadap produk yang dihasilkan. Daya beli itu diperoleh atas balas jasa untuk
faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa atas
faktor produksi lainnya. Pendapatan yang diperoleh akan seluruhnya
dibelanjakan.
Dalam posisi
keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Walaupun
terjadi hanya bersifat sementara karena akan ada tangan tak kentara yang akan
membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Semua tenaga kerja
terserap secara penuh (fully employed). Kalau ada yang tidak bekerja, mereka
akan menerima pekerjaan walau dengan gaji kecil dari pada mereka menganggur dan
tidak memperoleh pendapatan. Hal ini mendorong perusahaan mempekerjakan mereka
lebih banyak.
Teori J.B Say yang
menekankan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri
dikritik oleh Keynes sebagai sesuatu yang keliru. Dalam kenyataan biasanya permintaan lebih
kecil dari penawaran dan tidak semua pendapatan masyarakat itu dibelanjakan
tapi juga ditabung. Hal ini berarti jumlah konsusmsi lebih kecil dari
pendapatan dimana tidak semua produksi diserap masyarakat. Terbukti pada tahun
1929-1930 saat terjadi kelebihan
produksi dalam jumlah besar sedangkan daya beli masyarakat terbatas. Hal
ini menyebabkan banyak perusaan terpaksa mengurangi produksi dan melakukan
rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Hal ini menyebabkan
tingkat pengangguran dalam jumlah besar dan penurunan pendapatan masyarakat
secara drastis. Puncaknya kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an dimana
hampir diseluruh negara-negara industri mengalami depresi secara besar-besaran.
Hal ini menyebabkan
orang curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik. Menurut
Keynes, teori Say hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana yang
terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Namun untuk perekonomian
masyarakat maju yang telah mengenal tabungan maka sebagian pendapatan akan
ditabung yang berarti arus pengeluaran tidak sama dengan pendapatan.
Pendapat Keynes
tersebut dibantah oleh kaum klasik dengan dalih bahwa tabungan tersebut akan
dihimpun oleh lembaga keuangan dan akan disalurkan pada investor sehingga
tabungan akan selalu sama dengan investasi. Dengan demikian investasi akan
menyebabkan keseimbangan kembali terwujud.
Keynes membantah
pandangan klasik tersebut karena motif orang menabung tidak sama dengan motif
orang berinvestasi. Pengusaha berinvestasi dengan motif memperoleh keuntungan
sedangkan rumah tangga menabung dengan motif beragam salah satunya untuk
berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan. Perbedaan motif ini
menyebabkan jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Kalaupun
jumlahnya sama itu hanya kebetulan bukannya keharusan.
Keynes juga mengkritik
pandangan kaum klasik yang mengatakan full employment akan selalu tercapai.
Dalam kenyataannya pasar tenaga kerja tidak selamanya tercapai full employment.
Dimanapun para pekerja mempunyai serikat kerja yang selalu memperjuangkan
kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Yang berarti tidak semua buruh
akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan perusahaan.
Bila tingkat upah
diturunkan maka pendaptan masyarakat akan turun sehingga daya beli dan konsumsi
terhadap produk yang dihasilkan berkurang. Akhirnya akan mendorong turunnya
harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka produktifitas tenaga kerja juga
menurun. Hal ini akan menyababkan perusahaan melakukan raionalisasi untuk
menghemat biaya produksi dengan memberhentikan sebagian karyawan. Maka
pengangguran tingkat akan semakin besar (tidak terjadi full employment).
C.
Peran Pemerintah Dalam Perekonomian
Dari hasil pengamatan
tentang depresi ekonomi maka Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak
diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran
pemerintah justru diperlukan. Misalnya kalau terjadi pengangguran maka
pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya sehingga
sebagian pengangguran mendapat pekerjaan yang akhirnya akan menambah pendapatan
masyarakat. Dan jika harga-harg naik dengan cepat, maka pemerintah dapat
menarik jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi
sehingga inflasi tinggi tidak akan terjadi.
Dari berbagai
kebijaksanaan yang diambil, Keynes lebih mengandalkan kebijakan fiskal karena
pemerintah dapat mempengaruhi jalannya perekonomian dengan menyuntikkan dana
berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek yang mampu menyerap tenaga kerja.
Terutama dalam kondisi dimana sumber-sumber daya belum diserap secara penuh,
kebijaksanaan ini sangat ampuh untuk meninggkatkan output dan memberantas
pengangguran.
Keynes menganggap
campur tangan pemerintah merupakan keharusan terutama disaat perekonomian
berjalan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Dengan kata lain pemerintah
bertanggung jawab sebagai pengendali jalannya perekonomian sehingga dapat
berjalan sesuai dengan keinginan.
Pokok-pokok pikiran Keynes
tersebut di atas membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Yang
pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam
analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembang menjadi
ilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu
ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan analisis kebijakan (policies
analysis). Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka
dirasakan perlunya studi-studi empiric. Dengan demikian terjadi
perubahan/penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya
mengandalkan metode deduktif menjadi
juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika
Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro, sekaligus ekonom perintis
studi induktif.
III.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Keynes memiliki karya-karya yang cukup banyak
dan yang paling dikenal adalah buku The General Theory of Employment, Interest, and Money.
2. Keynes tidak setuju dengan pandangan klasik
yang menyatakan penawaran akan selalu menciptakan permintaannya sendiri karena
permintaan selalu lebih kecil daripada penawaran.
3. Keynes merupakan bapak ilmu ekonomi makro
yang mencetuskan perlunya peranan pemerintah dalam perekonomian.
B.
SARAN- SARAN
Agar lebih mengerti tentang teori Keynesian maka perlu dipelajari lebih
dalam pendekatan teori ini dengan penggunaan rumus matematis dan grafis dimana
Keynes mengutarakan permasalahan pasar uang dan pasar tenaga kerja tersebut.
Hal ini bertujuan untuk membandingkan pandangan Keynes dengan pandangan klasik
dan neo-klasik sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov. 2003. Perkembangan
Permikiran Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
http://tugas-cilukba.blogspot.com/2010/04/biografi-john-maynard-keynes.html
http://yayukdaryanti16.blogspot.com/2010/03/biografi-keynes-dan-karyanya.html
http://www.maynardkeynes.org/john-maynard-keynes-treatise-general-theory.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar