I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Bireuen yang terbentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Bireuen dan Kabupaten Simeulue (Lembar Negara Tahun 2000 Nomor 75, Tambahan
Lembar Negara Nomor 3963) memiliki Luas wilayah 1.901,21 Km2. Pada
Tahun 2008, secara
administratif Kabupaten Bireuen ini terdiri dari 17 Kecamatan , 75 Mukim serta 608 Gampong/Kelurahan (Bireueun
Dalam Angka, 2008).
Letak Kabupaten
Bireuen sangat strategis dan potensial untuk dikembangkan sebagai kota
perdagangan dan pusat pemerintahan karena diapit langsung oleh 4 (empat)
Kabupaten. Hal ini membuat Kabupaten
Bireuen semakin ramai dikunjungi dan menjadikan pelonjakan penduduk serta
berakibat pada masalah lingkungan. Permasalahan-permasalahan itu bersumber dari
penyediaan tempat tinggal serta limbah rumah tangga yang semakin bertambah yang
mengorbankan lingkungan demi pencapaian ekonomi.
Hubungan
antara pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan
sudah cukup lama menjadi bahan perdebatan, terutama di kalangan penyusun
kebijakan. Di
satu pihak muncul
tekanan untuk membangun
lembaga pemerintahan yang khusus mengatur pelestarian lingkungan. Tetapi
di pihak lain, berkembang
pula oposisi yang
mengkhawatirkan adanya kekuatan
gerakan pelestarian lingkungan hidup yang dapat menghambat pembangunan,
terutama pembangunan ekonomi, sehingga mengganggu upaya penanggulangan kemiskinan.
B. Rumusan Masalah
Keadaan Kabupaten Bireuen yang semakin terasaa padat
jumlah penduduknya memiliki pengaruh terhadap masalah kemiskinan dan lingkungan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pertambahan penduduk telah menimbulkan
peningkatan kemiskinan dan masalah menipisnya sumber daya alam serta berbagai
masalah lainnya. Oleh karna itu penyusun merumuskan permasalahan:
1.
Pengertian
kependudukan dan lingkungan hidup.
2.
Peningkatan
ekonomi melalui pemberantasan kemiskinan versus lingkungan hidup.
3.
Permasalahan
kependudukan dan lingkungan hidup di bidang ekonomi
C. Tujuan dan
Manfaat Pembahasan
Tujuan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis
kaitan antara kemiskinan, industrialisasi dan sumber daya alam” adalah untuk:
1.
Mengetahui
pengertian kependudukan dan lingkungan hidup.
2. Mengetahui kaitan peningkatan ekonomi melalui
pemberantasan kemiskinan versus lingkungan hidup.
3. Mengetahui bagaimanakah Permasalahan kependudukan dan
lingkungan hidup di bidang ekonomi di Kabupaten Bireuen
Hal ini berguna sebagai sumber informasi pendukung
dalam pembelajaran keilmuan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di fakultas
umumnya dan di fakultas ekonomi pembangunan Universitas Almuslim Kabupaten
Bireuen secara khususnya.
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
1.
Kependudukan
Penduduk menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1992
yaitu orang dalam kategori sebagai pribadi, keluarga, masyarakat, warga negara
dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas
wilayah negara pada waktu tertentu.
Sedangkan kependudukan adalah kajian keilmuan yang
mempelajari satruktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Dalam hal ini
mencangkup jumlah kelahiran dan kematian, pesebaran dan mobilitas penduduk.
Dalam analisis ini pendududuk yang dianalisis adalah
penduduk Kabupaten Bireuen. Berdasarkan data tahun 2008, jumlah penduduk
Kabupaten Bireuen mencapai 355.989 jiwa. Dengan komposisi berdasarkan jenis
kelamin terdiri dari 174.860 jiwa laki-laki dan 181.129 jiwa perempuan.
2.
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai tempat yang
menjadi media tumbuh kembangnya penduduk serta tempat terjadinya hubungan
timbal balik di antara penduduk dan faktor-faktor lainnya.
Antara kependudukan (manusia) dan lingkungan hidup
terdapat keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat terpisahkan. Lingkungan
menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Dalam analisis ini lingkungan hidup mencangkup seluruh
wilayah kecamatan dalam Kabupaten Bireuen.
B. Kaitan Peningkatan Ekonomi Melalui Pemberantasan Kemiskinan
Versus Lingkungan Hidup.
Berkembangnya istilah “ekonomi
versus lingkungan” telah
membuat orang semakin ragu-ragu dalam mengambil keputusan melestarikan
lingkungan hidup. Memang pengelolaan lingkungan penuh dengan konflik. Tetapi
benarkah konflik ini sebenarnya adalah konflik antara kepentingan ekonomi dan
kepentingan pelestarian lingkungan?
Hampir semua konflik dalam pengelolaan
lingkungan menyangkut pilihan antara rencana suatu kegiatan proyek atau
kebijakan yang dibutuhkan dibandingkan dengan dampak lingkungan yang mungkin
timbul sehingga merugikan manusia. Sebagai contoh, penggunaan lahan untuk
kegiatan tambang Golongan C; pembangunan pabrik di lingkungan yang rentan;
pembangunan jalan menembus hutan; penambangan di kawasan penyimpanan air; dan
lain sebagainya. Bila ditilik lebih dalam, konflik yang ada sebenarnya adalah
konflik antara sekelompok kecil orang demi kepentingan diri atau kepentingan
kelompok dalam jangka pendek, melawan kepentingan orang banyak dalam jangka
panjang. Dalam konflik semacam ini, karena kelompok kecil dengan sumber daya
kuat berhadapan dengan kepentingan orang banyak yang lemah, maka kepentingan
umum pun akhirnya dikalahkan. Pada akhir proyek, masyarakat menderita karena
lingkungannya rusak.
Beberapa hal juga perlu kita teliti
lebih lanjut dalam menghadapi kontroversi kewajiban pabrik untuk mengolah
limbah yang menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga selanjutnya
menurunkan daya saing produksi. Pertama, jika produsen tidak mengolah
limbahnya, tidak berarti biaya yang timbul karena limbah/ emisi yang dihasilkan
menjadi “hilang”. Biaya yang tidak dikeluarkan oleh produsen hanya dialihkan
kepada orang-orang yang hidup di sekitarnya dalam bentuk gangguan kesehatan,
kelangkaan air, gangguan saluran pernapasan, dan sebagainya. Pada akhirnya ini
menjadi masalah keadilan dan kemiskinan.
Apakah biaya lingkungan harus dipikul oleh produsen/konsumen barang, atau oleh
orang-orang yang hidup di sekitar pabrik yang tidak mendapatkan manfaat dari
kegiatan produksi di lokasinya?
Kedua, biaya lingkungan dari kegiatan
produksi jumlahnya tidak terlalu besar sehingga mempengaruhi daya saing. Ketika
para produsen ditanya, misalnya tentang biaya pengolahan limbah relatif
terhadap biaya produksi industri tekstil (pencelupan), jawabannya selalu
berkisar antara 20% - 40% dari biaya produksi. Sebuah survey menunjukkan bahwa
biaya yang keluar untuk pengolahan limbah yang benar (memenuhi ketentuan
peraturan) adalah sekitar 2%. Kenaikan 2% ini terlalu kecil untuk mempengaruhi
daya saing. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak benar bahwa upaya pelestarian
lingkungan menimbulkan biaya produksi tinggi sehingga dapat meningkatkan
kemiskinan.
Kenaikan tingkat hidup serta penurunan
tingkat kemiskinan yang didorong oleh ekspolitasi sumber daya alam ini dengan
sendirinya bukan saja mengurangi cadangan sumber daya alam tetapi juga merusak
lingkungan. Dampak dari kerusakan lingkungan ini baru terjadi pada generasi
berikutnya, ketika sumber daya alam yang semakin langka tidak mampu lagi
menunjang pembangunan. Lingkungan hidup yang rusak juga tidak mampu menunjang
kehidupan. Jadi, kenaikan kesejahteraan dengan merusak lingkungan bukannya
tidak mungkin terjadi. Hanya saja, peningkatan kesejahteraan yang terjadi
bersifat sementara, tidak berkelanjutan, dan dampaknya di kemudian hari justru
negatif.
C. Hubungan
Industrialisasi, Kemiskinan dan Sumber Daya Alam Di Indonesia
Di
samping itu, kita perlu pula memperhatikan kepekaan perubahan kualitas
lingkungan terhadap masyarakat dengan tingkat kehidupan tertentu dalam satu
komunitas tertentu. Umumnya karena daya beli yang lebih kuat (karena itu
mempunyai pilihan yang lebih luas) dan informasi yang lebih lengkap, maka
mereka yang berpendapatan tinggi lebih tidak peka terhadap kualitas lingkungan
yang menurun. Pada kasus di mana kualitas lingkungan udara telah tercemar,
mereka yang berpendapatan tinggi lebih mudah untuk pindah ke lokasi lain dengan
kualitas udara lebih baik, sedangkan mereka yang berpendapatan rendah akan
terjebak dalam lingkungan tercemar tersebut.
Dengan berkembangnya jumlah
penduduk, perekonomian harus lebih banyak menyediakan barang dan jasa yang
merupakan hasil dari industrialisasi. Peningkatan produksi barang dan jasa
menuntut lebih banyak produksi barang SDA yang harus digali dan semakin
menipisnya SDA dan akhirnya pencemaran lingkungan semakin meningkat.
Ada
hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumberdaya dan
pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan negatif antara pertumbuhan
ekonomi dan tersedianya sumberdaya alam yang ada di dalam bumi. Di samping itu
dengan pembangunan ekonomi yang cepat yang dibarengi dengan pembangunan pabrik
sebagai bentuk industrialisasi akan meningkatkan pencemaran lingkungan.
Peningkatan pencemaran
lingkungan akan mempersempit lapangan kerja sehingga menimbulkan pengangguran
dan berujung pada persoalan kemiskinan. Hubungan itu terus berlangsung dengan
pola saling mempengaruhi satu sama lainnya dimana untuk memperbaiki salah satu
diantaranya maka harus memperbaiki keseluruhan bagian. Misalnya dalam
penanganan pembrantasan kemiskinan maka permasalahan industrialisasi dan sumber
daya alam juga harus menjadi fokus penanganan dalam proses tersebut.
III.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bersifat tarik menarik
(timbal balik) diantara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam.
Ketiga komponen tersebut merupakan permasalahan kompleks yang tidak dapat
dipisahkan.
B.
SARAN- SARAN
Diperlukan analisa lebih
lanjut terhadap cara penanganan permasalahan kemiskinan dengan keterkaitannya
terhadap industrialisasi dan sumber daya alam sebagai satu permasalahan
kompleks. Khususnya dengan menitik beratkan pada peran pemerintah, masyarakat
dan lembaga-lembaga lainya dalam penanganan permasalahan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Internet:
http://www.akatiga.org/.../kemiskinan/113-memerangi-kemiskinan
http://www.ekonomirakyat.org/index4.php
http://www.organisasi.org/pengertian_sumber_daya_alam_dan_pembagian_macam_jenisnya_biologi
http://www.intl.feedfury.com/.../16434038-sumber-daya-alam\ indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar